3 hari lagi sekolahku akan mengadakan acara King and Queen. King
and Queen adalah acara untuk anak-anak popular karena acara itu memilih 1 murid
laki-laki dan 1 murid perempuan yang paling popular di sekolah itu. Yah,
setidaknya begitu menurutku (sebenarnya acara ini untuk murid-murid SMA Sean
Lavia). Acara itu juga merupakan acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh murid-
murid Sean Lavia. Sejak kelas 10, aku berharap bisa menjadi Queen di acara itu,
tapi itu tidak mungkin. Jadi, lama-kelamaan aku menjadi tidak suka acara itu.
Aku adalah satu-satunya murid perempuan Sean Lavia yang tidak suka acara King
and Queen itu. Aku juga tidak popular, suka bertengkar dengan salah satu geng
popular di sekolah, dan mempunyai nilai yang tidak terlalu bagus di sekolah.
Tapi aku mempunyai seorang sahabat. Namanya Arin. Dia sangat suka pesta,
khususnya pesta King and Queen kali ini.
“Juli, lihat deh!!
Acara King and Queen tahun ini temanya Red Carpet. Wah, pasti keren banget. Aku
mau datang ke acara ini. Temani aku, ya??” pinta Arin saat aku masuk kelas dan
duduk di sampingnya.
“Aku tidak mau. Untuk
apa kita disana?” tanyaku tidak tertarik sama sekali.
“Kamu bisa melihat
Kent dengan setelan jas yang keren. Kamu kan suka sama Kent sejak kelas 10.
Tahun lalu kita sudah melewatkan acara ini. Sekarang tidak lagi!! Apalagi
temanya adalah Red Carpet. Kita bisa berjalan diatas Red Carpet seperti
selebriti yang akan menang Grammy” jelas Arin panjang-lebar.
Saat aku akan
menjawab Arin, Alison dan gengnya lewat dan mendengar sedikit pembicaraan kami.
Mereka pun langsung meledek kami.
“Aduh, ternyata ada
anak kampung yang mimpi mau datang ke acara King and Queen” ucap Alison, sang
ketua geng yang paling terkenal di sekolah, dengan penuh penekanan di kata anak
kampung.
“Alison, setahuku
acara kali ini temanya Red Carpet. Artinya, kita harus menggunakan gaun yang
keren. Kalau ada orang kampung yang datang, berarti dia mau kita permaluin. Oh
ya, rencananya aku juga mau datang dengan Kent.” sahut Angel, salah satu
anggota geng Alison yang paling cantik dan cukup terkenal di sekolah.
“Ya tentu saja harus
dengan Kent. Kamu cewek yang paling cantik di sekolah ini sedangkan Kent cowok
terganteng di sekolah ini. Sangat cocok. Lagipula, Kent tidak mungkin mau
datang bersama anak kampung” kata Nicole sambil melirik ke arah kami.
“Lebih baik kau tidur
di rumah sambil bermimpi salah satu dari kami menjadi Queen dalam acara itu”
tambah Jasmine.
Waktu itu, aku ingin
membalasnya lagi tapi Arin menghalangiku dan Mr. Barnes juga sudah datang.
Untungnya Mr. Barnes datang. Kalau tidak, aku pasti dimarahi lagi karena
bertengkar. Aku juga duduk di belakang Kent, jadi aku bisa menenangkan diriku.
Aku bisa menenangkan diriku hanya dengan melihat rambut cokelatnya yang keren
itu.
3 jam kemudian, bel
berbunyi tanda istirahat akan segera dimulai. Biasanya, teman-teman sekelasku
langsung pergi ke kantin, tapi kali ini tidak karena Angel langsung berteriak
seperti orang gila.
“Sebelum kita semua
istirahat, aku mau memberitahukan berita penting. Nanti, saat acara King and
Queen, aku akan datang bersama dengan cowok terkeren di sekolah ini, Kent
Gerald” kata Angel sambil berteriak bangga.
Aku sudah bisa
menduga itu akan terjadi. Aku juga tidak akan datang jadi aku tidak perlu
melihat mereka berdua bermesraan. Saat aku akan keluar kelas, tiba-tiba ada
seseorang yang menarik tanganku, lalu orang itu berteriak, “Pengumuman yang
tadi dikatakan Angel itu salah. Aku tidak pernah berkata kalau aku akan pergi
bersamanya karena aku sudah punya pasangan. Pasanganku tahun ini adalah Julia
Anetta. Bukan Angel”.
Kamu tahu tidak?? Yang mengatakan pengumuman itu
adalah Kent sendiri. Aku kaget dan senang sekali. Akhirnya aku bisa menjadi
pasangan cowok terkeren di sekolah dan bisa melihat wajah Angel yang sangat
merah karena marah dan malu.
Setelah tragedy itu, geng Alison membeku di kelas
sedangkan aku, Arin dan Kent pergi ke kantin dan makan bersama.
“Yang tadi di kelas itu, aku minta maaf ya. Soalnya
aku tidak mau pergi bersamanya lagi. Dia itu sombong sekali. Tapi kamu mau kan
pergi ke acara itu bersamaku?” tanya Kent padaku.
Aku melihat Arin yang sedang senyum-senyum
menggodaku tapi aku biarkan saja lalu menjawab Kent, “tentu saja aku mau. Aku
kan belum pernah datang ke acara itu sebelumnya, jadi aku penasaran”. Kurasa
berbohong sedikit tidak akan menjadi masalah. Tapi Arin sama sekali tidak
mendukungku karena dia langsung tersenyum sambil berkata, “Jadi kamu penasaran
sama acaranya? Benarkah?”.
Kent pun hanya bisa menatapku dan Arin bergantian.
Keesokan paginya, saat akan berangkat sekolah, aku
melihat Kent dan mobilnya ada di depan rumahku. Saat dia melihatku keluar dari
pintu, dia langsung menyapaku dengan hangat.
“Hai, pagi ini kita berangkat bersama ya!” ajaknya
ceria.
“Tidak bisa. Aku tidak mau membuat gossip di
sekolah. Aku sudah terbiasa berangkat sendiri kok” jawabku santai.
Kent menyipitkan matanya dan menjawabku, “Aku tidak
peduli dengan itu. Ayo cepat masuk mobil dan berangkat. Nanti terlambat”.
Akhirnya aku naik saja ke mobil Kent. Selama
perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Aku baru tahu kalau Kent bisa sangat
menyenangkan karena biasanya dia sangat cool dan pendiam di kelas. Dan
sesampainya di depan sekolah, saat aku akan segera turun dari mobil, dia
berkata padaku, “Terima kasih”.
“Aku tidak melakukan apapun, Kent. Seharusnya aku
yang berterimakasih kepadamu. Kau sudah mau mengantarku ke sekolah” jawabku.
“Aku bisa menjadi diriku sendiri saat bersamamu. Aku
bisa tertawa lepas saat bersamamu. Kau gadis yang menyenangkan. Dan untuk
berangkat ke sekolah bersama, kau jangan berterimakasih padaku. Aku yang
mengajakmu” pujinya sambil tersenyum tipis dan menatapku.
Aku merasa wajahku mulai panas. Pipiku pasti sudah
semerah tomat sekarang. Tapi setelah itu, kami langsung turun dan berjalan ke
kelas bersama diiringi pandangan aneh teman-teman satu sekolah. Mungkin mereka
mengira kami berpacaran. Aku merasa aneh dengan itu, tapi Kent biasa saja.
Sayangnya perjalanan itu tidak berlangsung lama karena geng Alison tiba-tiba
datang.
“Kent!!! Aku ingin
berbicara denganmu sekarang!” kata Alison marah.
Kent hanya mengikuti kata Alison sedangkan Angel,
Nicole dan Jasmine menyeretku ke kelas sambil berbisik, “jangan pernah bermimpi
untuk menjadi pacar Kent, dia tidak pantas untukmu”.
Ternyata Alison sedang membicarakan hal kemarin dan
sekarang. Dia bingung kenapa Kent Gerald, cowok terkenal di sekolah dan
sahabatnya sejak kecil, bisa memilihku sebagai pasangannya dan pagi ini bisa
berangkat sekolah bersamanya. Aku tahu kalau aku bukan anak orang kaya tapi aku
tidak seburuk itu.
“Kent, apa yang kau pikirkan? Bagaimana bisa kau
memilih Julia sebagai pasanganmu? Aku mengerti kalau kau tidak mau pergi dengan
Angel, tapi kau harus memilih perempuan yang setidaknya setara dengan Angel”
kata Alison marah dan agak berteriak.
“Emm, aku tahu maksudmu. Kau pasti menyuruhku
memilih antara Jasmine dan Nicole, benar kan? Kalau aku memilih mereka, aku
jadi ingin bertanya padamu, apa bedanya mereka dengan Angel? Mereka itu
sombong” jawab Kent dengan tenang dan wajah yang dibuat polos.
“Setidaknya jangan Julia! Dia sangat menjijikan,
sangat jauh berbeda dengan Angel. Aku bingung, bagaimana bisa dia bersekolah di
sekolah elite ini. Bagaimana juga orangtuanya membayar uang sekolah?
Mungkin mencuri?” kata Alison
merendahkan.
“Tutup mulut menyedihkanmu itu!!! Kau itu sahabatku
dari kecil, tapi sekarang aku tidak mengenalmu! Kau juga sombong, Alison!” kata
Kent marah. Setelah itu, dia meninggalkan Alison sendirian.
Saat Kent berada di
kelas, aku langsung bertanya padanya apa yang terjadi, tapi dia menjawab
seperti ini, “kau pasti tahu apa yang tadi kami bicarakan, Nona. Lebih baik kau
lupakan itu karena sangat tidak penting dan sangat mengganggu”. Akhirnya kami
melupakan itu. Selama di sekolah kami selalu bersama-sama sedangkan Arin
berjalan-jalan bersama Sarah. Beruntungnya aku punya sahabat yang pengertian.
Inilah hari yang paling ditunggu-tunggu! Hari saat
semua anak libur untuk mempersiapkan diri datang ke acara King and Queen. Untuk
kali ini, aku juga sibuk mempersiapkan
diri. Rencananya, pagi ini aku akan pergi ke mall bersama Cathrine untuk
membeli gaun, parfum, aksesoris dan tas. Setidaknya, sebagai perempuan, aku
mempunyai peralatan make-up yang lengkap dan 1 gaun yang sudah agak kuno. Aku
tidak mungkin mengenakan gaun itu. Aku tidak mau mempermalukan Kent dan diriku
sendiri.
“Julia, Arin sudah datang. Apa dia boleh masuk?”
tanya mama di depan pintu.
“Tentu saja!” jawabku.
Sedetik kemudian, Arin masuk. Kami mengobrol
sebentar tentang acara King and Queen hari ini. Ternyata, dia akan pergi
bersama Emily, salah satu murid yang cukup pintar tapi culun. Dia berteman
dengan Sarah tapi Sarah akan pergi bersama pacarnya, Anthony Grealey. Dan 1 hal
lagi, gossip paling hangat di SMA Sean Lavia adalah tentang geng Alison,
khususnya Alison Evans dan Angel Griffiths. Berdasarkan gossip sekolah, ada 2
laki-laki yang mungkin pergi bersama Alison yaitu Tom Anderson atau Darren
Batley (dua-duanya termasuk murid laki-laki popular di sekolah), sedangkan
Angel, kemungkinan besar dia tidak datang ke acara itu. Tetapi, sebagai musuh
setianya, aku sangat mengerti Angel. Dia pasti datang ke acara itu walaupun
teman-teman gengnya pergi bersama pacar masing-masing karena, yahhh, dia murid
terkenal dan biasanya murid terkenal sangat menyukai pesta itu. Dia juga pasti
sedang mempersiapkan diri untuk balas dendam denganku di acara itu. Tapi, untuk
yang kali ini aku tidak akan dipermalukan lagi karena Kent pasti akan
melindungiku.
“Julia, kau bisa bayangkan kalau kau yang terpilih
menjadi Queen kali ini, kau akan langsung menjadi murid paling terkenal tahun
ini! Aku juga pasti bisa terkenal karena aku temanmu, benar kan?” tanya Arin
dengan mata berbinar-binar.
“Ya ampun, aku bukan murid terkenal, Arin
sayang. Aku murid biasa yang akan pergi bersama murid terkenal. Aku yakin,
tahun ini Alison akan mendapatkannya lagi” jawabku malas-malasan.
“Kau ini! Simpan saja
sayangmu itu untuk Kent. Kau akan pergi bersama Kent jadi kau akan langsung
terkenal dan menjadi Queen. Sudahlah! Lebih baik sekarang kita pergi. Kau sudah
bawa uang yang cukup, kan?” tanya Arin lagi dengan cemberut. Setelah aku
mengatakan ‘iya”, kami pun pergi.
Kami pulang dari mall
pukul tiga sore. Kami juga sudah membeli gaun keren untuk pesta ini. Aku
membeli gaun berwarna biru tua blink-blink sedangkan Cathrine membeli gaun
berwarna putih. Aku dan Cathrine juga sudah membeli beberapa aksesoris yang
mungkin akan kami pakai ke acara itu. Tapi, yang terpenting sekarang adalah,
aku harus bersiap-siap ke pesta. Aku hanya punya waktu 4 jam untuk
mempersiapkan diri karena acaranya dimulai pukul 7 malam.
Setengah jam sebelum
pukul 7 malam, Kent datang ke rumahku untuk menjemputku. Dan saat aku turun
tangga dan melihatnya, aku merasa apa yang dikatakan Cathrine itu memang benar.
Kent sangat keren! Sangat sangat keren! Dia mengenakan setelan jas klasik
berwarna hitam dan dasi biru tua dengan garis-garis putih. Saat aku telah
berada di hadapannya, kami berpandangan sesaat lalu dia berbisik padaku, “kau
terlihat sangat berbeda malam ini, Nona. Kau terlihat sangat mengagumkan. Aku
tidak menyangka kau bisa secantik ini. Kau jauh lebih cantik dari Angel”. Aku
pun hanya bisa diam memandanginya, tapi aku yakin wajahku pasti sudah semerah
tomat karena malu.
Kami pun berangkat.
Selama di perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Aku merasa sikapnya berubah
malam ini. Dia jadi lebih perhatian dan romantis. Ditambah lagi, dia sangat
tampan saat menggunakan setelan jas itu. Tapi, kami tidak menghabiskan banyak
waktu untuk perjalanan. Hanya 20 menit, kami sudah sampai di gedung serbaguna
sekolah yang sudah dihias dengan keren. Kami pun turun dari mobil, berjalan di
atas red carpet diiringi beberapa fotografer yang sedang mengambil foto kami.
Foto-foto yang paling keren akan dimuat di majalah sekolah. Dan untuk acara
kali ini akan ada 3 pemenang. Selain King and Queennya, murid yang memakai
pakaian paling bagus juga akan diberi penghargaan. Aku sangat mengharapkan mendapatkan
penghargaan yang ketiga. Tapi aku yakin, penghargaan itu pasti akan didapatkan
oleh salah satu anggota geng Alison.
Ternyata ini adalah
acara King and Queen yang paling meriah. Ada banyak sekali orang yang datang ke
acara itu dengan menggunakan gaun dan setelan jas walaupun mereka bukan murid
SMA Sean Lavia. Mungkin karena SMA Sean Lavia cukup terkenal dan merupakan
sekolah elite. Dan saat aku masuk ke gedung bersama Kent, semua mata tertuju
pada kami.
“Kent, apa ada yang
salah denganku? Kenapa mereka semua melihat kearah kita dengan pandangan aneh?”
tanyaku polos.
“Seperti yang kau
tahu, aku cukup terkenal. Sejak aku berteriak di kelas sambil menarik tanganmu,
itu sudah pasti menjadi gossip sekolah. Mungkin mereka tidak percaya kalau aku
akan pergi bersamamu” jelas Kent dengan sabar padaku.
Aku pun hanya
mengangguk lalu mengajak Kent mencari tempat duduk. Saat kami duduk, acara juga
baru dimulai. Acara itu diawali dengan sambutan kepala sekolah dan kepala
panitia lalu diisi dengan band, boy/girlband, paduan suara, dance, dan
lain-lain. Saat sebuah band sedang tampil, Alison meninggalkan Darren (ternyata
dia pergi bersama Darren) sebentar dan mengajakku berbicara. Sepertinya dia
sangat kesal dan marah karena aku pergi bersama Kent.
Dan saat dia
menghampiriku, aku terkagum-kagum sebentar dengan gaun merahnya yang sangat
bagus dan pastinya mahal. Tapi, saat aku memandangi bajunya dia kemudian
berkata, “Perempuan gembel, baju ini sangat bagus kan? Kau tidak akan mampu
membeli baju sebagus ini. Satu hal lagi, jangan pernah berharap bisa jadi pacar
Kent! Dia itu punya Angel. Kamu gak pantes buat Kent. Kamu lihat dirimu
sendiri, sangat berbeda jauh dengan Angel. Sadari itu!” kata Alison marah.
“Aku tahu. Aku memang
berbeda jauh dengan Angel. Tapi 1 hal. Kalau tiba-tiba Kent menjadi miskin,
tidak popular, tidak terlalu pintar, pokoknya biasa-biasa saja, apa Angel masih
ingin bersama Kent?” tanyaku pada Alison. Alison terlihat kebingungan menjawab
pertanyaanku.
“A-apa m-maksudmu?
J-jadi kau… oh kau ingin Kent menjadi miskin dan tidak popular?” tanya Alison
masih marah.
“Aku yakin Angel
tidak ingin tetap bersama Kent. Tapi aku ingin. Aku tidak peduli dia kaya atau
tidak, dia popular atau tidak, yang pasti dia baik, menyenangkan dan tidak
sombong sepertimu” kataku dengan percaya diri.
“Berani-beraninya kau
berkata seperti itu padaku!” bentak Alison.
“Tidak ada alasan
untuk takut denganmu” kataku lagi-lagi dengan percaya diri.
Setelah aku berkata
begitu, Alison menatapku dengan mata melotot dan beberapa detik kemudian dia
menamparku. Lagi-lagi, semua mata tertuju padaku dan Alison yang sedang sangat
marah. Tiba-tiba Darren dan Kent menghampiri kami. Darren menggenggam tangan Alison
dan mengajaknya pergi, sedangkan Kent mengajakmu pergi ke taman dekat gedung.
Dari taman, aku bisa melihat kalau Darren sedikit marah kepada Alison. Saat aku
mau mengatakan itu kepada Kent, tiba-yiba dia berkata duluan, “Apa kau
baik-baik saj? Maaf karena aku tidak bisa melindungimu”.
“Aku baik-baik saja.
Kau tidak perlu khawatir. Oh ya, sekarang pesta dansa sudah dimulai. Pasti tadi
itu band terakhir. Ayo kita berdansa sekarang?” jawabku menenagkan.
Kami pun pergi ke
lantai dansa dan berdansa. Kent melingkarkan tangannya dan berkata padaku,
“Julia, aku tahu aku terlalu cepat mengatakan ini padamu, tapi aku harus
mengatakannya. Julia, aku menyukaimu. Aku ingin kau menjadi pacarku”.
Awalnya aku kaget
karena dia mengatakannya begitu cepat. Tentunya aku nuga senang karena aku
sudah menyukinya sejak dulu. Aku pun menggangguk dan berkata bahwa aku juga
menyukainya. Kami pun berpelukan. Ketika kami akan berciuman, sang pembawa
acara langsung berkicau di mikrofon untuk mengumumkan siapa King and Queen tahun
ini. Aku tahu kalau aku hanya mempunyai sedikit peluang untuk menjadi Queen,
tapi, tidak tahu kenapa, aku juga gugup.
“Akhirnya sampailah
kita pada akhir acara, yaitu pemilihan King and Queen dan khusus untuk tahun
ini, kami memmilih seseorang yang memakai pakaian terbaik. Pertama-tama, saya
akan memgumumkan bahwa yang menjadi King tahun ini adalah…….. Kent Gerald!!!
Dan yang menjadi pendampingnya adalah……. Alison Evans!!!”. Aku hanya tersenyum
mendengar nama Alison dipanggil. Tapi, beberapa detik kemudian sang pembawa
acra meralat kata-katanya.
“Maaf, ada kesalahan.
Maksud saya, yang menjadi Queen tahun ini adalah……. Julia Anetta, sedangkan
Alison memenangkan penghargaan karena memakai pakaian terbaik malam ini”.
Aku pun langsung
berlari ke atas panggung dan memakai mahkotaku. Aku dan Kent berpandangan
sebentar lalu berpelukan. Akhirnya, aku bisa menjadi Queen tahun ini dan
mengalahkan Alison. Sebenarnya aku tidak pernah benar-benar ingin
mengalahkannya. Aku hanya ingin dia tahu kalau aku tidak seburuk itu.
_
The End _
Tidak ada komentar:
Posting Komentar