Kamis, 21 Februari 2013

Red Carpet



     3 hari lagi sekolahku akan mengadakan acara King and Queen. King and Queen adalah acara untuk anak-anak popular karena acara itu memilih 1 murid laki-laki dan 1 murid perempuan yang paling popular di sekolah itu. Yah, setidaknya begitu menurutku (sebenarnya acara ini untuk murid-murid SMA Sean Lavia). Acara itu juga merupakan acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh murid- murid Sean Lavia. Sejak kelas 10, aku berharap bisa menjadi Queen di acara itu, tapi itu tidak mungkin. Jadi, lama-kelamaan aku menjadi tidak suka acara itu. Aku adalah satu-satunya murid perempuan Sean Lavia yang tidak suka acara King and Queen itu. Aku juga tidak popular, suka bertengkar dengan salah satu geng popular di sekolah, dan mempunyai nilai yang tidak terlalu bagus di sekolah. Tapi aku mempunyai seorang sahabat. Namanya Arin. Dia sangat suka pesta, khususnya pesta King and Queen kali ini.
      “Juli, lihat deh!! Acara King and Queen tahun ini temanya Red Carpet. Wah, pasti keren banget. Aku mau datang ke acara ini. Temani aku, ya??” pinta Arin saat aku masuk kelas dan duduk di sampingnya.

      “Aku tidak mau. Untuk apa kita disana?” tanyaku tidak tertarik sama sekali.
      “Kamu bisa melihat Kent dengan setelan jas yang keren. Kamu kan suka sama Kent sejak kelas 10. Tahun lalu kita sudah melewatkan acara ini. Sekarang tidak lagi!! Apalagi temanya adalah Red Carpet. Kita bisa berjalan diatas Red Carpet seperti selebriti yang akan menang Grammy” jelas Arin panjang-lebar.

      Saat aku akan menjawab Arin, Alison dan gengnya lewat dan mendengar sedikit pembicaraan kami. Mereka pun langsung meledek kami.

      “Aduh, ternyata ada anak kampung yang mimpi mau datang ke acara King and Queen” ucap Alison, sang ketua geng yang paling terkenal di sekolah, dengan penuh penekanan di kata anak kampung.

      “Alison, setahuku acara kali ini temanya Red Carpet. Artinya, kita harus menggunakan gaun yang keren. Kalau ada orang kampung yang datang, berarti dia mau kita permaluin. Oh ya, rencananya aku juga mau datang dengan Kent.” sahut Angel, salah satu anggota geng Alison yang paling cantik dan cukup terkenal di sekolah.

      “Ya tentu saja harus dengan Kent. Kamu cewek yang paling cantik di sekolah ini sedangkan Kent cowok terganteng di sekolah ini. Sangat cocok. Lagipula, Kent tidak mungkin mau datang bersama anak kampung” kata Nicole sambil melirik ke arah kami.

      “Lebih baik kau tidur di rumah sambil bermimpi salah satu dari kami menjadi Queen dalam acara itu” tambah Jasmine.

      Waktu itu, aku ingin membalasnya lagi tapi Arin menghalangiku dan Mr. Barnes juga sudah datang. Untungnya Mr. Barnes datang. Kalau tidak, aku pasti dimarahi lagi karena bertengkar. Aku juga duduk di belakang Kent, jadi aku bisa menenangkan diriku. Aku bisa menenangkan diriku hanya dengan melihat rambut cokelatnya yang keren itu.

      3 jam kemudian, bel berbunyi tanda istirahat akan segera dimulai. Biasanya, teman-teman sekelasku langsung pergi ke kantin, tapi kali ini tidak karena Angel langsung berteriak seperti orang gila.

      “Sebelum kita semua istirahat, aku mau memberitahukan berita penting. Nanti, saat acara King and Queen, aku akan datang bersama dengan cowok terkeren di sekolah ini, Kent Gerald” kata Angel sambil berteriak bangga.

      Aku sudah bisa menduga itu akan terjadi. Aku juga tidak akan datang jadi aku tidak perlu melihat mereka berdua bermesraan. Saat aku akan keluar kelas, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku, lalu orang itu berteriak, “Pengumuman yang tadi dikatakan Angel itu salah. Aku tidak pernah berkata kalau aku akan pergi bersamanya karena aku sudah punya pasangan. Pasanganku tahun ini adalah Julia Anetta. Bukan Angel”.

Kamu tahu tidak?? Yang mengatakan pengumuman itu adalah Kent sendiri. Aku kaget dan senang sekali. Akhirnya aku bisa menjadi pasangan cowok terkeren di sekolah dan bisa melihat wajah Angel yang sangat merah karena marah dan malu.

Setelah tragedy itu, geng Alison membeku di kelas sedangkan aku, Arin dan Kent pergi ke kantin dan makan bersama.

“Yang tadi di kelas itu, aku minta maaf ya. Soalnya aku tidak mau pergi bersamanya lagi. Dia itu sombong sekali. Tapi kamu mau kan pergi ke acara itu bersamaku?” tanya Kent padaku.

Aku melihat Arin yang sedang senyum-senyum menggodaku tapi aku biarkan saja lalu menjawab Kent, “tentu saja aku mau. Aku kan belum pernah datang ke acara itu sebelumnya, jadi aku penasaran”. Kurasa berbohong sedikit tidak akan menjadi masalah. Tapi Arin sama sekali tidak mendukungku karena dia langsung tersenyum sambil berkata, “Jadi kamu penasaran sama acaranya? Benarkah?”.
Kent pun hanya bisa menatapku dan Arin bergantian.

Keesokan paginya, saat akan berangkat sekolah, aku melihat Kent dan mobilnya ada di depan rumahku. Saat dia melihatku keluar dari pintu, dia langsung menyapaku dengan hangat.

“Hai, pagi ini kita berangkat bersama ya!” ajaknya ceria.
“Tidak bisa. Aku tidak mau membuat gossip di sekolah. Aku sudah terbiasa berangkat sendiri kok”  jawabku santai.

Kent menyipitkan matanya dan menjawabku, “Aku tidak peduli dengan itu. Ayo cepat masuk mobil dan berangkat. Nanti terlambat”.

Akhirnya aku naik saja ke mobil Kent. Selama perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Aku baru tahu kalau Kent bisa sangat menyenangkan karena biasanya dia sangat cool dan pendiam di kelas. Dan sesampainya di depan sekolah, saat aku akan segera turun dari mobil, dia berkata padaku, “Terima kasih”.

“Aku tidak melakukan apapun, Kent. Seharusnya aku yang berterimakasih kepadamu. Kau sudah mau mengantarku ke sekolah” jawabku.

“Aku bisa menjadi diriku sendiri saat bersamamu. Aku bisa tertawa lepas saat bersamamu. Kau gadis yang menyenangkan. Dan untuk berangkat ke sekolah bersama, kau jangan berterimakasih padaku. Aku yang mengajakmu” pujinya sambil tersenyum tipis dan menatapku.

Aku merasa wajahku mulai panas. Pipiku pasti sudah semerah tomat sekarang. Tapi setelah itu, kami langsung turun dan berjalan ke kelas bersama diiringi pandangan aneh teman-teman satu sekolah. Mungkin mereka mengira kami berpacaran. Aku merasa aneh dengan itu, tapi Kent biasa saja. Sayangnya perjalanan itu tidak berlangsung lama karena geng Alison tiba-tiba datang.

      “Kent!!! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” kata Alison marah.
Kent hanya mengikuti kata Alison sedangkan Angel, Nicole dan Jasmine menyeretku ke kelas sambil berbisik, “jangan pernah bermimpi untuk menjadi pacar Kent, dia tidak pantas untukmu”.

Ternyata Alison sedang membicarakan hal kemarin dan sekarang. Dia bingung kenapa Kent Gerald, cowok terkenal di sekolah dan sahabatnya sejak kecil, bisa memilihku sebagai pasangannya dan pagi ini bisa berangkat sekolah bersamanya. Aku tahu kalau aku bukan anak orang kaya tapi aku tidak seburuk itu.

“Kent, apa yang kau pikirkan? Bagaimana bisa kau memilih Julia sebagai pasanganmu? Aku mengerti kalau kau tidak mau pergi dengan Angel, tapi kau harus memilih perempuan yang setidaknya setara dengan Angel” kata Alison marah dan agak berteriak.

“Emm, aku tahu maksudmu. Kau pasti menyuruhku memilih antara Jasmine dan Nicole, benar kan? Kalau aku memilih mereka, aku jadi ingin bertanya padamu, apa bedanya mereka dengan Angel? Mereka itu sombong” jawab Kent dengan tenang dan wajah yang dibuat polos.

“Setidaknya jangan Julia! Dia sangat menjijikan, sangat jauh berbeda dengan Angel. Aku bingung, bagaimana bisa dia bersekolah di sekolah elite ini. Bagaimana juga orangtuanya membayar uang sekolah? Mungkin  mencuri?” kata Alison merendahkan.

“Tutup mulut menyedihkanmu itu!!! Kau itu sahabatku dari kecil, tapi sekarang aku tidak mengenalmu! Kau juga sombong, Alison!” kata Kent marah. Setelah itu, dia meninggalkan Alison sendirian.

      Saat Kent berada di kelas, aku langsung bertanya padanya apa yang terjadi, tapi dia menjawab seperti ini, “kau pasti tahu apa yang tadi kami bicarakan, Nona. Lebih baik kau lupakan itu karena sangat tidak penting dan sangat mengganggu”. Akhirnya kami melupakan itu. Selama di sekolah kami selalu bersama-sama sedangkan Arin berjalan-jalan bersama Sarah. Beruntungnya aku punya sahabat yang pengertian.

Inilah hari yang paling ditunggu-tunggu! Hari saat semua anak libur untuk mempersiapkan diri datang ke acara King and Queen. Untuk kali ini, aku juga sibuk mempersiapkan  diri. Rencananya, pagi ini aku akan pergi ke mall bersama Cathrine untuk membeli gaun, parfum, aksesoris dan tas. Setidaknya, sebagai perempuan, aku mempunyai peralatan make-up yang lengkap dan 1 gaun yang sudah agak kuno. Aku tidak mungkin mengenakan gaun itu. Aku tidak mau mempermalukan Kent dan diriku sendiri.

“Julia, Arin sudah datang. Apa dia boleh masuk?” tanya mama di depan pintu.
“Tentu saja!” jawabku.

Sedetik kemudian, Arin masuk. Kami mengobrol sebentar tentang acara King and Queen hari ini. Ternyata, dia akan pergi bersama Emily, salah satu murid yang cukup pintar tapi culun. Dia berteman dengan Sarah tapi Sarah akan pergi bersama pacarnya, Anthony Grealey. Dan 1 hal lagi, gossip paling hangat di SMA Sean Lavia adalah tentang geng Alison, khususnya Alison Evans dan Angel Griffiths. Berdasarkan gossip sekolah, ada 2 laki-laki yang mungkin pergi bersama Alison yaitu Tom Anderson atau Darren Batley (dua-duanya termasuk murid laki-laki popular di sekolah), sedangkan Angel, kemungkinan besar dia tidak datang ke acara itu. Tetapi, sebagai musuh setianya, aku sangat mengerti Angel. Dia pasti datang ke acara itu walaupun teman-teman gengnya pergi bersama pacar masing-masing karena, yahhh, dia murid terkenal dan biasanya murid terkenal sangat menyukai pesta itu. Dia juga pasti sedang mempersiapkan diri untuk balas dendam denganku di acara itu. Tapi, untuk yang kali ini aku tidak akan dipermalukan lagi karena Kent pasti akan melindungiku.

“Julia, kau bisa bayangkan kalau kau yang terpilih menjadi Queen kali ini, kau akan langsung menjadi murid paling terkenal tahun ini! Aku juga pasti bisa terkenal karena aku temanmu, benar kan?” tanya Arin dengan mata berbinar-binar.

       “Ya ampun, aku bukan murid terkenal, Arin sayang. Aku murid biasa yang akan pergi bersama murid terkenal. Aku yakin, tahun ini Alison akan mendapatkannya lagi” jawabku malas-malasan.

      “Kau ini! Simpan saja sayangmu itu untuk Kent. Kau akan pergi bersama Kent jadi kau akan langsung terkenal dan menjadi Queen. Sudahlah! Lebih baik sekarang kita pergi. Kau sudah bawa uang yang cukup, kan?” tanya Arin lagi dengan cemberut. Setelah aku mengatakan ‘iya”, kami pun pergi.

      Kami pulang dari mall pukul tiga sore. Kami juga sudah membeli gaun keren untuk pesta ini. Aku membeli gaun berwarna biru tua blink-blink sedangkan Cathrine membeli gaun berwarna putih. Aku dan Cathrine juga sudah membeli beberapa aksesoris yang mungkin akan kami pakai ke acara itu. Tapi, yang terpenting sekarang adalah, aku harus bersiap-siap ke pesta. Aku hanya punya waktu 4 jam untuk mempersiapkan diri karena acaranya dimulai pukul 7 malam.

      Setengah jam sebelum pukul 7 malam, Kent datang ke rumahku untuk menjemputku. Dan saat aku turun tangga dan melihatnya, aku merasa apa yang dikatakan Cathrine itu memang benar. Kent sangat keren! Sangat sangat keren! Dia mengenakan setelan jas klasik berwarna hitam dan dasi biru tua dengan garis-garis putih. Saat aku telah berada di hadapannya, kami berpandangan sesaat lalu dia berbisik padaku, “kau terlihat sangat berbeda malam ini, Nona. Kau terlihat sangat mengagumkan. Aku tidak menyangka kau bisa secantik ini. Kau jauh lebih cantik dari Angel”. Aku pun hanya bisa diam memandanginya, tapi aku yakin wajahku pasti sudah semerah tomat karena malu.

      Kami pun berangkat. Selama di perjalanan kami mengobrol dan bercanda. Aku merasa sikapnya berubah malam ini. Dia jadi lebih perhatian dan romantis. Ditambah lagi, dia sangat tampan saat menggunakan setelan jas itu. Tapi, kami tidak menghabiskan banyak waktu untuk perjalanan. Hanya 20 menit, kami sudah sampai di gedung serbaguna sekolah yang sudah dihias dengan keren. Kami pun turun dari mobil, berjalan di atas red carpet diiringi beberapa fotografer yang sedang mengambil foto kami. Foto-foto yang paling keren akan dimuat di majalah sekolah. Dan untuk acara kali ini akan ada 3 pemenang. Selain King and Queennya, murid yang memakai pakaian paling bagus juga akan diberi penghargaan. Aku sangat mengharapkan mendapatkan penghargaan yang ketiga. Tapi aku yakin, penghargaan itu pasti akan didapatkan oleh salah satu anggota geng Alison.

      Ternyata ini adalah acara King and Queen yang paling meriah. Ada banyak sekali orang yang datang ke acara itu dengan menggunakan gaun dan setelan jas walaupun mereka bukan murid SMA Sean Lavia. Mungkin karena SMA Sean Lavia cukup terkenal dan merupakan sekolah elite. Dan saat aku masuk ke gedung bersama Kent, semua mata tertuju pada kami.

      “Kent, apa ada yang salah denganku? Kenapa mereka semua melihat kearah kita dengan pandangan aneh?” tanyaku polos.

      “Seperti yang kau tahu, aku cukup terkenal. Sejak aku berteriak di kelas sambil menarik tanganmu, itu sudah pasti menjadi gossip sekolah. Mungkin mereka tidak percaya kalau aku akan pergi bersamamu” jelas Kent dengan sabar padaku.

      Aku pun hanya mengangguk lalu mengajak Kent mencari tempat duduk. Saat kami duduk, acara juga baru dimulai. Acara itu diawali dengan sambutan kepala sekolah dan kepala panitia lalu diisi dengan band, boy/girlband, paduan suara, dance, dan lain-lain. Saat sebuah band sedang tampil, Alison meninggalkan Darren (ternyata dia pergi bersama Darren) sebentar dan mengajakku berbicara. Sepertinya dia sangat kesal dan marah karena aku pergi bersama Kent.

      Dan saat dia menghampiriku, aku terkagum-kagum sebentar dengan gaun merahnya yang sangat bagus dan pastinya mahal. Tapi, saat aku memandangi bajunya dia kemudian berkata, “Perempuan gembel, baju ini sangat bagus kan? Kau tidak akan mampu membeli baju sebagus ini. Satu hal lagi, jangan pernah berharap bisa jadi pacar Kent! Dia itu punya Angel. Kamu gak pantes buat Kent. Kamu lihat dirimu sendiri, sangat berbeda jauh dengan Angel. Sadari itu!” kata Alison marah.
      “Aku tahu. Aku memang berbeda jauh dengan Angel. Tapi 1 hal. Kalau tiba-tiba Kent menjadi miskin, tidak popular, tidak terlalu pintar, pokoknya biasa-biasa saja, apa Angel masih ingin bersama Kent?” tanyaku pada Alison. Alison terlihat kebingungan menjawab pertanyaanku.

      “A-apa m-maksudmu? J-jadi kau… oh kau ingin Kent menjadi miskin dan tidak popular?” tanya Alison masih marah.

      “Aku yakin Angel tidak ingin tetap bersama Kent. Tapi aku ingin. Aku tidak peduli dia kaya atau tidak, dia popular atau tidak, yang pasti dia baik, menyenangkan dan tidak sombong sepertimu” kataku dengan percaya diri.

      “Berani-beraninya kau berkata seperti itu padaku!” bentak Alison.
      “Tidak ada alasan untuk takut denganmu” kataku lagi-lagi dengan percaya diri.

      Setelah aku berkata begitu, Alison menatapku dengan mata melotot dan beberapa detik kemudian dia menamparku. Lagi-lagi, semua mata tertuju padaku dan Alison yang sedang sangat marah. Tiba-tiba Darren dan Kent menghampiri kami. Darren menggenggam tangan Alison dan mengajaknya pergi, sedangkan Kent mengajakmu pergi ke taman dekat gedung. Dari taman, aku bisa melihat kalau Darren sedikit marah kepada Alison. Saat aku mau mengatakan itu kepada Kent, tiba-yiba dia berkata duluan, “Apa kau baik-baik saj? Maaf karena aku tidak bisa melindungimu”.

      “Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Oh ya, sekarang pesta dansa sudah dimulai. Pasti tadi itu band terakhir. Ayo kita berdansa sekarang?” jawabku menenagkan.

      Kami pun pergi ke lantai dansa dan berdansa. Kent melingkarkan tangannya dan berkata padaku, “Julia, aku tahu aku terlalu cepat mengatakan ini padamu, tapi aku harus mengatakannya. Julia, aku menyukaimu. Aku ingin kau menjadi pacarku”.

      Awalnya aku kaget karena dia mengatakannya begitu cepat. Tentunya aku nuga senang karena aku sudah menyukinya sejak dulu. Aku pun menggangguk dan berkata bahwa aku juga menyukainya. Kami pun berpelukan. Ketika kami akan berciuman, sang pembawa acara langsung berkicau di mikrofon untuk mengumumkan siapa King and Queen tahun ini. Aku tahu kalau aku hanya mempunyai sedikit peluang untuk menjadi Queen, tapi, tidak tahu kenapa, aku juga gugup.

      “Akhirnya sampailah kita pada akhir acara, yaitu pemilihan King and Queen dan khusus untuk tahun ini, kami memmilih seseorang yang memakai pakaian terbaik. Pertama-tama, saya akan memgumumkan bahwa yang menjadi King tahun ini adalah…….. Kent Gerald!!! Dan yang menjadi pendampingnya adalah……. Alison Evans!!!”. Aku hanya tersenyum mendengar nama Alison dipanggil. Tapi, beberapa detik kemudian sang pembawa acra meralat kata-katanya.

      “Maaf, ada kesalahan. Maksud saya, yang menjadi Queen tahun ini adalah……. Julia Anetta, sedangkan Alison memenangkan penghargaan karena memakai pakaian terbaik malam ini”.

      Aku pun langsung berlari ke atas panggung dan memakai mahkotaku. Aku dan Kent berpandangan sebentar lalu berpelukan. Akhirnya, aku bisa menjadi Queen tahun ini dan mengalahkan Alison. Sebenarnya aku tidak pernah benar-benar ingin mengalahkannya. Aku hanya ingin dia tahu kalau aku tidak seburuk itu.

_ The End _

Tidak ada komentar:

Posting Komentar